PERJUANGAN MELAWAN KELAPARAN : CELANA GENERAL HUMMEL |
Hari ini cuaca sedikit lebih hangat dari biasanya, jadi aku putuskan waktunya untuk mencuci. Memang terdengar seperti acara biasa, tapi sebenarnya ini acara yang cukup sulit bagiku.
Kami tidak memiliki pemanas di rumah. Bagaimana mungkin ada pemanas apabila rezim mengepung sekaligus memutus pasokan listrik dan gas selama lebih dari satu tahun. Membuatku harus berkompromi dengan cuaca, menunggu cuaca menghangat, baru kemudian aku bisa mencuci. Hanya sepasang celana ini yang aku miliki. Sembari mencuci aku memakai baju tidur, namun baju ini tak terlalu memberiku perlindungan dari hawa dingin,
Ketika aku mulai menyalakan keran, ketika jariku mengenai dinginnya air, aku berubah pikiran. Terakhir kali aku mencuci sudah sejak beberapa minggu lalu, air kotor dan berlumpur. Mencuci dengan air bagaikan es seperti ini, sungguh aku tak mampu mencuci celana ini dengan tanganku.
Begitu banyak cerita yang dimiliki celana ini. Aku memakainya sudah berbulan-bulan lamanya, hingga sekarang. Sedang celanaku yang lain telah hancur akibat bombardir atau dicuri.
Bukan suatu kebetulan sepasang celana ini menjadi celana terakhirku. Sebenarnya aku enggan memakainya karena sejatinya celana ini adalah milik kakakku yang telah pergi dari negara ini, dan aku tak ingin merusak celana ini karenanya.
Kakakku memiliki tubuh yang lebih kurus dariku, dan celananya pun tak akan muat jika aku pakai, namun dengan berat tubuhku yang menyusut drastis seperti sekarang ini, celananya kini sangat pas untukku.
Celana ini telah kujahit selama 4 kali. Ibuku lah yang mengajari kami bagaimana caranya menjahit. Dengan begitu banyaknya anak-anak beliau di dalam rumah, kami semua harus terjun membantunya. Aku belajar memasak darinya, mencuci piring darinya, begitu juga menjahit.
Celana ini memiliki sejarah yang panjang, bahkan jauh sebelum mereka menjadi sepasang celana satu-satunya yang aku miliki seperti sekarang ini.
"The Rock", salah satu judul film favorit kami dahulu, kami berdua menontonnya kurang lebih sudah 200 kali. Saking terobsesinya kakakku dengan film ini, ia menginginkan sepasang celana seperti General Hummel, (General Hummel diperankan oleh seorang aktor bernama Ed Harris dalam film tersebut) hingga ia betul-betul berburu celana seperti itu sampai ke Lebanon.
Akhirnya ia menemukan satu bahan kain yang tebal dan berat lantas ia membawanya ke tukang jahit dan meminta untuk dibuatkan celana seperti yang ia inginkan, seperti General Hummel.
Entah akan berapa banyak perbaikan yang bisa dilakukan pada celana ini, dan entah bagaimana aku harus memperbaiki jika terus akan terjadi kerusakan pada celana ini. Dalam hal ini aku sadar bawah nasibku lebih beruntung daripada saudaraku yang mengungsi ke negara lain atau ke perbatasan tanpa membawa bekal apapun kecuali pakaian yang melekat di badan mereka, atau mereka yang lari ketika musim panas dan kini harus bertahan di tengah musim dingin yang begitu berat dengan hanya baju tipis yang melekat di badan mereka.
Saudaramu,
Qusai Zakarya - Moadamiya, Suriah
Kami tidak memiliki pemanas di rumah. Bagaimana mungkin ada pemanas apabila rezim mengepung sekaligus memutus pasokan listrik dan gas selama lebih dari satu tahun. Membuatku harus berkompromi dengan cuaca, menunggu cuaca menghangat, baru kemudian aku bisa mencuci. Hanya sepasang celana ini yang aku miliki. Sembari mencuci aku memakai baju tidur, namun baju ini tak terlalu memberiku perlindungan dari hawa dingin,
Ketika aku mulai menyalakan keran, ketika jariku mengenai dinginnya air, aku berubah pikiran. Terakhir kali aku mencuci sudah sejak beberapa minggu lalu, air kotor dan berlumpur. Mencuci dengan air bagaikan es seperti ini, sungguh aku tak mampu mencuci celana ini dengan tanganku.
Begitu banyak cerita yang dimiliki celana ini. Aku memakainya sudah berbulan-bulan lamanya, hingga sekarang. Sedang celanaku yang lain telah hancur akibat bombardir atau dicuri.
Bukan suatu kebetulan sepasang celana ini menjadi celana terakhirku. Sebenarnya aku enggan memakainya karena sejatinya celana ini adalah milik kakakku yang telah pergi dari negara ini, dan aku tak ingin merusak celana ini karenanya.
Kakakku memiliki tubuh yang lebih kurus dariku, dan celananya pun tak akan muat jika aku pakai, namun dengan berat tubuhku yang menyusut drastis seperti sekarang ini, celananya kini sangat pas untukku.
Celana ini telah kujahit selama 4 kali. Ibuku lah yang mengajari kami bagaimana caranya menjahit. Dengan begitu banyaknya anak-anak beliau di dalam rumah, kami semua harus terjun membantunya. Aku belajar memasak darinya, mencuci piring darinya, begitu juga menjahit.
Celana ini memiliki sejarah yang panjang, bahkan jauh sebelum mereka menjadi sepasang celana satu-satunya yang aku miliki seperti sekarang ini.
"The Rock", salah satu judul film favorit kami dahulu, kami berdua menontonnya kurang lebih sudah 200 kali. Saking terobsesinya kakakku dengan film ini, ia menginginkan sepasang celana seperti General Hummel, (General Hummel diperankan oleh seorang aktor bernama Ed Harris dalam film tersebut) hingga ia betul-betul berburu celana seperti itu sampai ke Lebanon.
Akhirnya ia menemukan satu bahan kain yang tebal dan berat lantas ia membawanya ke tukang jahit dan meminta untuk dibuatkan celana seperti yang ia inginkan, seperti General Hummel.
Entah akan berapa banyak perbaikan yang bisa dilakukan pada celana ini, dan entah bagaimana aku harus memperbaiki jika terus akan terjadi kerusakan pada celana ini. Dalam hal ini aku sadar bawah nasibku lebih beruntung daripada saudaraku yang mengungsi ke negara lain atau ke perbatasan tanpa membawa bekal apapun kecuali pakaian yang melekat di badan mereka, atau mereka yang lari ketika musim panas dan kini harus bertahan di tengah musim dingin yang begitu berat dengan hanya baju tipis yang melekat di badan mereka.
Saudaramu,
Qusai Zakarya - Moadamiya, Suriah
0 Komentar:
Posting Komentar