PERJUANGAN MELAWAN KELAPARAN: HARI KETIGA (28 NOVEMBER)
TERSESAT DAN KEBINGUNGAN
TERSESAT DAN KEBINGUNGAN
Hari ini aku kehilangan kesadaran. Aku merasa telah selamat berkali-kali dari bom yang menghujani kotaku, dan terakhir kali bom jatuh dekat dengan rumah kami, sekitar 3 minggu yang lalu.
Aku merasa melayang dan tubuhku membentur dinding, tadinya aku berfikir baik-baik saja sampai aku merasa punggugku sangat sakit dan nyeri. Kemarin, nyeri di punggungku ini menjalar hingga kaki kiriku. Sungguh sakitnya luar biasa, mengalahkan rasa lapar itu sendiri.
Akupun memeriksakan diri ke dokter di kotaku. Namun ia berkata bahwa dirinya tak bisa berbuat banyak tanpa alat kesehatan yang yang ia butuhkan.
Lalu seseorang memberiku 4 butir pil, yang aku fikir itu adalah pil penghilang rasa nyeri. Kutelan pil itu dan seketika aku merasa pusing dan jatuh pingsan. Barangkali karena aku menelan itu dalam keadaan perut yang kosong.
Aku terbangun beberapa jam kemudian, merasa tersesat dan kebingungan. Aku tak bisa mengingat apapun. Kucoba mengingat-ingat media mana saja yang aku berbicara disitu, namun aku tetap tak bisa mengingatnya!
Yang aku ingat, hari ini Lembaga Hak Asasi Manusia menelfonku, dan aku berharap mereka bisa berbuat sesuatu untuk menolong keadaan kami.
Kepalaku sakit, dan dunia ini rasanya berputa-putar. Aku hanya terbaring di lantai, tak mampu bangun. Hingga aku terpaksa meminta bantuan seorang teman untuk menulis ceritaku ini dan menyebarkannya.
Saudaramu,
Qusay Zakaria - Moadamiya
Aku merasa melayang dan tubuhku membentur dinding, tadinya aku berfikir baik-baik saja sampai aku merasa punggugku sangat sakit dan nyeri. Kemarin, nyeri di punggungku ini menjalar hingga kaki kiriku. Sungguh sakitnya luar biasa, mengalahkan rasa lapar itu sendiri.
Akupun memeriksakan diri ke dokter di kotaku. Namun ia berkata bahwa dirinya tak bisa berbuat banyak tanpa alat kesehatan yang yang ia butuhkan.
Lalu seseorang memberiku 4 butir pil, yang aku fikir itu adalah pil penghilang rasa nyeri. Kutelan pil itu dan seketika aku merasa pusing dan jatuh pingsan. Barangkali karena aku menelan itu dalam keadaan perut yang kosong.
Aku terbangun beberapa jam kemudian, merasa tersesat dan kebingungan. Aku tak bisa mengingat apapun. Kucoba mengingat-ingat media mana saja yang aku berbicara disitu, namun aku tetap tak bisa mengingatnya!
Yang aku ingat, hari ini Lembaga Hak Asasi Manusia menelfonku, dan aku berharap mereka bisa berbuat sesuatu untuk menolong keadaan kami.
Kepalaku sakit, dan dunia ini rasanya berputa-putar. Aku hanya terbaring di lantai, tak mampu bangun. Hingga aku terpaksa meminta bantuan seorang teman untuk menulis ceritaku ini dan menyebarkannya.
Saudaramu,
Qusay Zakaria - Moadamiya
0 Komentar:
Posting Komentar