Kisah Nestapa Penghuni Gua yang Bersahaja | Revolusi Suriah
Home » , , , » Kisah Nestapa Penghuni Gua yang Bersahaja

Kisah Nestapa Penghuni Gua yang Bersahaja

 
Hari ini kami bersama dengan kawan-kawan Mujahidin diajak untuk mengunjungi ke rumah salah seorang penduduk bernama Abdul Hayy. Sampailah kami di sebuah bukit bertebing curam lalu kami memarkir mobil di sana. Ketika telah sampai, ternyata rumah saudara kita ini bukan rumah bata atau rumah kayu sebagaimana rumah kita pada umumnya, namun ini adalah gua yang dijadikan rumah!

Jalan menuju rumah gua inipun bukanlah jalan mulus tanpa rintangan, ia terletak di atas bukit dimana kami bahkan harus berjalan kaki dahulu menuju rumah tersebut. Dengan medan sempit bertepian jurang, sedikit saja kami tergelincir, maka nyawa taruhannya. Dengan nafas tersengal-sengal sampailah kami di rumah seorang Abdul Hayy. Rumah gua dengan luas hanya 4x4 meter dan tinggi sekitar 1,5 meter, memaksa setiap orang dewasa yang memasukinya untuk menundukkan kepala atau kami akan terbentur dinding gua.

Gua Abdul Hayy ....
Dengan keadaannya yang sungguh benar-benar apa adanya. Belum selesai kami terheran-heran dengan keadaan rumah gua ini, kami dibuat melongo dengan cerita bahwa Abdul Hayy membuat dan menggali sendiri gua ini! Dengan kepayahan dan kelaparan akhirnya gua ini berdiri sebagai tempat hidupnya beserta istri dan 2 anaknya, Muhammad dan Bayan yang masih bersekolah setingkat Sekolah Dasar. Rumah tinggal untuk hari ini, besok, lusa, dan entah sampai kapan. Keadaan gua ini seakan ingin berkata kepada kita cukuplah bagi manusia tempat untuk berlindung dari hujan dan terik matahari sebagai rumah tempat tinggal.

Rumah gua ini hanya memiliki satu pintu dan satu jendela ala kadarnya yang sungguh jika aku gambarkan maka ini bukan pintu yang layak disebut pintu, bukan pula jendela yang layak aku sebut jendela! Apalagi kamar mandi, aku tak sempat bertanya apalagi menggunakannya, tapi aku yakin, pasti tak jua layak disebut kamar mandi. Di rumah gua saudara kita ini yang kulihat ada 1 buah kasur usang, satu selimut kumal dan beberapa kursi plastik yang tak lagi kokoh seperti baru. Ruang tidur, ruang makan, ruang tamu, semuanya menjadi satu. Inilah rumah gua tipe All-in-one.

Ya Allah ....
Betapa Abdul Hayy adalah pribadi yang bersahaja, keluarga yang bersahaja, dengan rumah yang bersahaja! bersyukur dengan apapun keadaan yang Allah berikan kepada mereka.

Konon, beliau tinggal di sebuah pedesaan bernama Wadil Azraq, dan sejak revolusi bergejolak, desa dimana ia hidup berpuluh tahun hancur tak luput dari sasaran para teroris Syiah Bashar Assad dan sekutunya. Walaupun rumahnya tak hancur total, dan masih bisa ditinggali, bombardir rezim kriminal Bashar Assad dan sekutu Iran tak pernah berhenti menghujani desanya hingga saat ini. Maka ia memutuskan meninggalkan kampung untuk menyelamatkan diri dan keluarganya.

Aku bertanya: " sudah berapa lama Anda tinggal disini?" Ia menjawab, 'satu tahun!'. Kemudian ia ceritakan bagaimana ia sehari-hari menyambung kehidupan dengan membuat arang kemudian menjualnya. Sesekali ia bercerita dengan nada parau dan suara bergetar seperti sedang menahan haru, ia katakan bahwa ia selalu menyempatkan diri mengunjungi desa dan rumahnya namun itupun tak bisa lama karena rezim kriminal terus menghujani desanya dengan bom. Ada tangis yang ia tahan ketika harus mengulang cerita tentang desanya, aku tahu betapa ia rindu dengan rumah dan kampung halamannya.

Ya Allah ... mataku kini mulai basah dengan air mata, aku tahan dengan kepala menunduk agar tangisanku tak tumpah dihadapannya, hingga akhirnya kami berpamitan dengan membawa segenap rasa haru dan lara.

Ah .. pikiranku melayang kemana-mana ..........
Bagaimana jika musim dingin nanti datang ?
Bagaimana mereka menghangatkan diri ?
Lalu si kecil Bayan dan Muhammad .... bagaimana mereka nanti?
dan berbagai pertanyaan yang mungkin sama muncul di benak kalian.

Pertanyaan yang menurut kita mungkin sebagai wujud kepedulian, yang sebenarnya itupun tak layak disebut dengan kepedulian!

Semoga Allah menganugerahi mereka kesabaran dan mengampuni kita yang tak mampu berkontribusi banyak menolong saudara-saudara Suriah lain seperti beliau.


Tim Bravo
Oleh : Ihsan Al faruq
Di Bumi Syam yang membeku

--------------------------------------------------
Salurkan Donasi medis dan kemanusiaan ke Suriah melalui :

- PayPal : misimedissuriah@gmail.com, Silvia Arisandi, Indonesia
- Moneygram & Western Union : Ikrimah d.a Suronatan NG II/864 RT 051/008 Yogyakarta
- MANDIRI : 900 0019 330 720 a.n Ikrimah (KCP Katamso Yogyakarta)
- BRI : 0029 0110 999 7500 a.n Ikrimah (KCU Cik Ditiro Yogyakarta)
- BCA : 1691 967 749 a.n Ikrimah (KCU Ahmad Dahlan Yogyakarta)
- BNI : 0317 563 523 a.n Ikrimah (KCP Parangtritis Yogyakarta)

Konfirmasi : SMS: 0857.0264.6881 - Blackberry 328B6030

UNTUK AMAL dan DAKWAH, SEBARKAN TULISAN INI..!!

0 Komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Artikel Terkini

Popular Post

 

Support : Peta Blog | Donasi | Tentang
Copyright © 2013. Revolusi Suriah
All Rights Reserved

Template Created by Creating Website
Edited by Hanzhalah wa-Qaashiraat
Proudly powered by Blogger


Flag Counter